Diskon akhir tahun atau year end sale kali ini kembali muncul. Banyak toko-toko, baik yang fisik maupun daring (online) memberikan potongan harga lebih dari 50 persen untuk menarik minat para konsumen. Selain itu, tidak sedikit pula yang berani memberikan potongan harga hingga mencapai 80 persen! Hal itu tentu saja membuat banyak orang berbondong-bondong menyerbu pusat perbelanjaan, fisik dan daring. Mal-mal yang bertebaran di Jakarta kemudian disesaki orang-orang pemburu diskon. Mereka tak segan untuk berdesak-desakkan demi sebuah baju yang diberi potongan harga gila-gilaan. Setali tiga uang dengan apa yang dialami oleh situs-situs belanja populer. Situs-situs belanja populer, seperti Lazada, Bukalapak, dan masih banyak lainnya langsung diserbu pengguna internet sekaligus pemburu diskon online. Selain memberikan potongan harga yang lebih besar, produk yang didiskon di toko-toko online pun relatif lebih variatif ketimbang di toko-toko fisik. Jika dibandingkan, ada margin yang lumayan besar antara toko fisik dan online. Margin diskon itu berkisar antara 20-40 persen dengan harga online lebih murah. Hal itu tentu saja membuat minat pegiat belanja online semakin meningkat. Namun, meski banyak situs belanja yang memberikan diskon luar biasa, ada baiknya tetap selektif memilih situs untuk belanja. Pastikan situs yang kamu kunjungi memiliki reputasi baik agar bebas dari penipuan. Akhir kata, selamat berburu barang diskon! Siapa yang tidak tahu eBay? Situs e-commerce berbasis B2C dan C2C ini adalah salah satu pelopor transaksi daring (online) di dunia, bersama dengan kompetitor mereka, Amazon. Berawal dari sebuah situs yang menyediakan lelang daring (online), kini situs yang didirikan oleh Pierre Omidyar ini telah semakin menggurita. Namun, hingga kini, situs yang didirikan pada 1995 itu pun masih belum bebas dari para penipu online. Hal yang kurang lebih sama terjadi di tatanan industri online di Indonesia. Problem utama masih seputar penipuan online yang masih sering terjadi. Kaskus, yang dikenal sebagai pelopor transaksi online di Indonesia, masih belum mampu menjamin seluruh transaksinya bebas penipuan. Mereka memang telah meluncurkan KasPay, sistem pembayaran resmi Kaskus. Sayangnya, belum banyak pengguna Kaskus yang tertarik untuk menggunakan Kaspay. Kaspay sendiri nantinya akan diposisikan sebagai satu-satunya cara transaksi di situs pasar daring (online marketplace) yang akan mereka luncurkan. Sementara itu, forum jual-beli Kaskus, yang hingga saat ini memutar uang dengan nominal yang sangat banyak, masih menggunakan transaksi konvensional, COD, maupun rekber. Bukalapak, salah satu situs online marketplace terkemuka di Indonesia, juga masih tampak kesulitan untuk memusnahkan para penipu. Mereka memang memiliki metode pembayaran yang menjamin bahwa uang pembeli akan tetap aman. Namun, masalah muncul jika ternyata pembeli tersebut justru pihak yang berkeinginan mengambil untung sepihak. Seperti yang tampak di tautan berikut http://www.kaskus.co.id/thread/548ce6db1a99751d298b456a/waspada--dengan-buyer-bernama--h-m-syaiful-hisyam---banyuwangi/1. Terlepas dari kesalahan yang mungkin dilakukan oleh kedua belah pihak, baik penjual maupun pembeli, Bukalapak masih terlihat belum menemukan solusi bagaimana jika kondisi tersebut berulang. Hal ini jelas akan menjadi celah bagi para penipu-penipu online yang terus berkeliaran. Ada beragam upaya yang dilakukan oleh penipu untuk menjerat mangsanya. Mulai dari memberikan harga murah yang tak masuk akal, hingga memberikan ulasan palsu terhadap kualitas barang yang dijualnya. Kita sering menemui hal tersebut di situs jual beli milik Kaskus, para penipu yang berkedok sebagai penjual barang membuka lapak untuk menipu calon pembali, khususnya mereka yang masih awam di dunia transaksi online. Berikut beberapa modus lain yang biasa digunakan oleh para penipu online: 1. Reviu palsu Salah satu cara mendongkrak minat pembeli untuk berbelanja di sebuah lapak adalah banyaknya reviu positif dari pembeli-pembeli sebelumnya. Sayangnya, tidak semua reviu tersebut asli. Ya, beberapa oknum penjual seringkali membuat akun-akun baru untuk memberikan reviu palsu yang dimaksudkan untuk memikat para calon pembeli. 2. Bukan barang asli Salah satu daya tarik untuk belanja online adalah banyaknya ragam barang berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau, dalam beberapa kasus justru seringkali harganya setengah dari harga di gerai resmi. Namun, kini saatnya berhati-hati. Seringkali penjual menjual barang tiruan dengan kualitas buruk yang memiliki penampilan mirip dengan barang yang asli. 3. Resi fiktif Salah satu yang paling dikhawatirkan dari transaksi langsung antara penjual dan pembeli adalah munculnya resi fiktif. Resi fiktif biasanya diberikan oleh penjual setelah uang dari pembeli masuk ke rekening mereka. Akibatnya, pembeli hanya bisa mengelus dada. Uang melayang, barang tak kunjung datang karena resi yang dikirimkan oleh si penjual adalah resi bohongan. |