Selama ini masyarakat didoktrin untuk memainkan mainan sesuai jenis kelaminnya. Anak perempuan main boneka, sedangkan anak laki-laki bermain mobil-mobilan. Hal semacam ini membuat pandangan orang menjadi berbeda ketika menemui anak laki-laki yang bermain boneka. Untuk meminimalisir hal ini, Inggris melakukan sebuah kampanye bertajuk “Let’s Toys Be Toys”. Kampanye ini sebenarnya sudah digalakkan sejak tahun 2012 lalu dan masih berjalan hingga saat ini. Kampanye Mainan ini bertujuan untuk menyamaratakan mainan dan tidak lagi mengelompokkannya berdasarkan jenis kelamin. Efek dari kampanye ini, pada akhir tahun 2014 lalu penjualan boneka Barbie menurun sebanyak 20%. Para orang tua menolak pemasaran mainan dengan pelabelan berdasarkan jenis kelamin. Menurut salah satu orang tua, Jess, memberikan label gender dalam mainan anak justru akan membuat putrinya yang berusia 8 tahun kebingungan. “"Bagaimana jika anak perempuan Anda ingin bermain miniatur hewan plastik, namun di dalam kemasannya tercantum keterangan Untuk Anak Laki-laki," terang Jess. Penghilangan label gender ini diharapkan dapat membuat anak mengeksplor semua jenis mainan yang ada tanpa harus merasa takut dengan stereotip yang ada. Dengan demikian, mereka bisa menemukan mainan yang cocok dengan kepribadian mereka. Adanya pelabelan mainan justru dapat menghambat kreativitas anak. Padahal di usia yang masih tergolong muda, anak-anak harus mengasah pola pikir mereka dengan bermain. Leave a Reply. |